Senin, 05 Juli 2021

Budaya Positif Sebuah Refleksi Pembiasaan Baik

 Latar Belakang

        Pendidikan Guru Penggerak ikut memberi warna dalam perkembangan pelayanan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam ikut mendukung Program Merdeka Belajar yang menjadi cikal bakal bagi guru dan murid saling berinteraksi untuk mensukseskan keberhasilan murid dalam belajar. 

        Penerapan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan sistem amongnya dalam pembelajaran, menempatkan guru sebagai penuntun murid dalam pembelajaran. Pendidikan dengan sistem amongnya memberikan ruang bagi murid untuk dapat berkembang sesuai dengan potensinya. Pembelajaran dengan pendekatan Inkuiri Apresiatif yang mengusung metode BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan Rencana dan Atus Eksekusi), menuntun guru untuk dapat menentukan visi dan misinya dalam melaksanakan pembelajaran. 

        Guru yang memiliki Visi dan Misi yang jelas, mampu memberikan kontribusi bagi komunitas di lingkungan sekolahnya, sehingga terwujud lingkungan sekolah dengan budaya positif sesuai harapan bersama. Budaya positif yang diawali dengan mulai menggali potensi diri untuk kemudian bergerak bersama dalam komunitas untuk selalu, berpikir, berbicara dan bertindak secara positif. 



Tujuan

        Penerapan budaya positif yang dimulai dari potensi diri ini bertujuan untuk menciptakan sebuah pembiasaan baik mulai dari hal yang paling kecil, harapannya pembiasaan baik ini jika dilaksanakan secara konsisten akan terwujud sebuah budaya baik di sekolah.

Tolok ukur

        Guru sebagai penuntun murid dalam penerapan budaya positif ini, sebaiknya memiliki rambu-rambu yang jelas dalam menentukan keberhasilan dan ketercapaian dalam pelaksanaan budaya positif di sekolah. Salah satu tolok ukur keberhasilan atau ketercapaian pelaksanaan budaya positif ini adalah jika budaya positif yang ingin diterapkan itu sudah bisa menjadi sebuah pembiasaan baik. 

Linimasa Rancangan Kegiatan